Caramenjadi artis FTV SCTV yang kedua adalah dengan mengikuti casting yang diselenggarakan oleh pihak SCTV. Salah satu rumah produksi yang ada di SCTV saat ini adalah SinemArt. Anda juga dapat mengirim langsung lamaran Anda ke pihak agensi dan manajemen artis. Tapi, tentu saja isi dari berkas lamaran ini berbeda dari berkas yang Anda
Halo, buat Anda yang penasaran mengenai cara mengirimkan naskah ke Wahyumedia, bisa baca di sini, ya. Kami menerima naskah fiksi dan nonfiksi untuk diterbitkan. Sebelum Anda mengirimkan naskah ke redaksi kami, cek persyaratan berikut Ketentuan Umum 1. Tebal naskah 100-200 halaman, atau karakter. Naskah yang melebihi jumlah halaman yang ditetapkan, akan dipertimbangkan apabila sesuai dengan Wahyumedia. 2. Font times new roman 12 pt atau calibri 11 pt, spasi 1,5. 3. Ukuran kertas A4 atau quarto. 4. Naskah yang dikirimkan adalah naskah utuh, bukan naskah setengah jadi. 4. Sertakan sinopsis cerita dari awal sampai akhir. 5. Sertakan biodata dengan rincian nama, nomor telepon, alamat, dan alamat Email. 6. Tema naskah bebas, tidak menyinggung SARA. 7. Naskah yang masuk ke redaksi akan dievaluasi oleh redaksi, selambat-lambatnya 3 bulan setelah naskah diterima/dikonfirmasi. 8. Naskah bisa dikirimkan ke alamat Email redaksiku dengan subject NAMA_JUDUL NASKAH_JENIS NASKAH. 9. Naskah juga bisa dikirimkan via pos ke Redaksi Wahyumedia, Jl. M. Kahfi No. 12 Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Tuliskan genre naskah di sudut kiri amplop. 10. Beberapa jenis naskah adalah o Fiksi anak dongeng, kisah teladan o Nonfiksi anak penunjang pelajaran, keterampilan, parenting o Keterampilan dan hobi Setelah Anda mengirimkan naskah sesuai ketentuan simak postingan-postingan sebelumnya, naskah yang masuk ke redaksi akan dievaluasi oleh redaksi, selambat-lambatnya 3 bulan setelah naskah diterima/dikonfirmasi. Nah, kalau dalam 3 bulan tidak ada kabar berarti naskahnya belum bisa kita terbitkan dan kamu bisa mencoba mengirimkan ke penerbit lain atau mengirimkan kembali naskah yang lainnya. So, jangan pernah putus asa jika naskah Anda ditolak penerbit.
Silakanbaca artikel Tips Menulis: Cara Mengirimkan Naskah ke Penerbit ini selengkapnya di Leyla Hana
Meskipun kedepannya Kita akan menjalani kehidupan New Normal setelah beberapa bulan di rumah aja, tentu saja kesehatan dan kebersihan tetap harus dijaga, gunakan masker selalu saat ke luar rumah. Lalu, apa hubungannya dengan di ACC-nya sinopsis FTV? Pasti bertanya-tanya. Tentu saja ada. Jika beberapa bulan ini penerimaan sinopsis sempat ditutup karena pandemi covid-19 yang tidak memungkinkan untuk syuting film seperti biasa, namun tidak ada yang bisa memprediksikan jika bulan depan atau bulan depannya lagi penerimaan sinopsis kembali dibuka. So, persiapkan sinopsis kalian mulai dari sekarang, agar saat penerimaan sinopsis itu datang, Kalian bisa langsung kirim tanpa perlu terburu-buru untuk menulisnya bahkan mengedit ulang, karena kalian sudah punya banyak stok ide cerita yang sudah siap kirim. Nah, dalam hal menulis sinopsis FTV, jauh beda loh ketika menulis sinopsis novel. Sebab, jika tulisan tidak sesuai format, jangan harap karya Kalian bakal di ACC. Ini nih yang sering terjadi pada beberapa pemula yang ingin mengirim ide ceritanya buat FTV pengalaman saat Saya membaca beberapa pemula kirim sinopsis tersebut. Format Menulis Sinopsis FTV Dalam menulis sinopsis FTV, sangat penting memerhatikan beberapa hal berikut, sebab jika tidak sesuai format jangan harap karyamu akan dibaca😅. Jumlah Halaman Ketik sinopsis dengan rapi menggunakan Microsoft Word Office MS Word antara 2-5 halaman, tidak boleh lebih ya! Dan, itu sudah termasuk lembaran karakteristik pemain. Jenis Kertas dan Font Tulis di MS Word menggunakan ukuran kertas A4, dengan jenis font Courier New ukuran 12, spasi 1. Dan rata kanan-kiri serta berparagraf atau sedikit menjorok ke dalam. Ketentuan Judul dan Nama Penulis Untuk judul, semuanya gunakan huruf besar dan di bold dengan ukuran font 20, sedangkan nama penulis gunakan huruf kecil di bawah judul, seperti contoh berikut MIE AYAM LEVEL CEMBURU Dede Hartini Penggunaan Kalimat Jangan gunakan kalimat yang bertele-tele dan juga tidak menggunakan bahasa novel, ya! Cara Mencari Ide Cerita yang Sesuai Keinginan FTV yang Dituju Sering-seringlah menonton FTV dan membaca beberapa contoh sinopsis FTV, lalu catat hal penting apa saja yang terjadi saat film tersebut berlangsung, seperti misalnya isi cerita tersebut tentang apa FTV religi, atau remaja, dll, tujuan dan konfliknya apa saja dan pemainnya ngapain aja! Nah, kalau untuk dikirim ke stasiun televisi seperti SCTV yang biasa tayang di jam pagi, inti ceritanya mesti ada konflik dan konflik, kemudian berakhir dengan happy ending. Ingat ya! Kudu happy ending, sebab kalau sad ending bukan tipe FTV komedi romantis yang kerap tayang di SCTV tersebut. Namun, beda stasiun televisi tentunya beda pula endingnya. Seperti yang pernah Saya tulis berdua senior Saya yang bernama Exan Zen, dengan judul "Penjual Roti Berjamur" yang pada masanya tayang di stasiun televisi MNCTV dalam program Kuasa Illahi, dimana endingnya si pelaku kejahatan maninggal dunia dan lebih ke religi. Penutup dan Karakteristik Pemain Tulis kalimat "SELESAI" pada akhir tulisan sinopsismu, sebagai tanda jika ceritanya sudah berakhir. Tulis Karakteristik pemain di bawah kalimat "SEKIAN". Dan yang tidak kalah penting untuk diingat, jumlah pemain maksimal 7 orang dan tidak boleh lebih. Dan, jangan sekali-kali cantumkan pemain bayi, karena susah cari pemain bayi tersebut. Pengiriman Naskah Sinopsis Format pengiriman naskah sinopsis FTV berikut juga menjadi bagian penting yang harus diingat, yakni kirimlah file tulisan dalam bentuk doc atau docx, dengan nama file SINOPSIS FTV REGULER-JUDUL SINOPSIS-NAMA KAMU. Seperti contoh berikut SINOPSIS FTV REGULER-MIE AYAM LEVEL CEMBURU-Dede Hartini. Pentingnya Sertakan Biodata Narasi dan Surat Pengantar Biodata narasi dan surat pengantar penting untuk disertakan, agar yang menerima emailmu tahu siapa Kamu dan apa tujuanmu. Tulis biodata narasi pada badan email bersamaan dengan SURAT PENGANTAR, sertakan pula kontak yang bisa dihubungi Nomor WhatsApp atau nomor telepon, agar saat sinopsismu diterima, Kamu mudah dihubungi. Subjek Email Perhatikan, untuk bagian subjek email, isilah dengan tulisan SINOPSIS FTV REGULER. Jangan tulisan yang lain ya, auto nggak akan dibaca 😅. Saatnya Kirim Sinopsismu Kirimlah sinopsis FTV yang sudah diulis ke alamat email yang akan dituju, atau Kalian bisa kirim langsung ke alamat PH Production House yang akan dituju melalui pos ataupun JNE Jika tidak tersedia alamat email pada PH tersebut. Nah, untuk prosedur pengiriman ke alamat PH-nya langsung, Kalian harus pastikan terlebih dulu apakah sinopsis yang Kalian buat sudah berbentuk hard file dan bukan soft file Maksudnya, bukan dalam bentuk docx lagi, akan tetapi sudah dicetak seperti buku. Nah, kalau Saya sudah punya mentor yang bernama Pak Endik Koeswoyo, jadi sinopsis bisa dikirim ke beliau. Hanya saja, pengiriman ke Pak Endik Koeswoyo tidak bisa dilakukan semua orang loh, sebab hanya anggota grup whatsaap WAG JPI aja yang bisa kirim, karena di group JPI tim sudah belajar bersama tentang aturan, tema serta segala macam seluk beluk FTV. Termasuk kapan kita bisa kirim sinopsis, kerena tidak juga bisa setiap saat kita kirim, hal ini dikarenakan untuk mempermudah menyeleksi, serta memberi masukan-masukan pada sinopsis yang masih kurang menarik. Di sinilah letak menariknya belajar bersama-sama mengenai dunia FTV. Dan, hal ini juga bertujuan untuk memudahkan orang-orang penting yang bekerja di sana jika karya sinopsisnya OK untuk ditayangkan. Dari beberapa Anggota Jaringan Penulis JPI, sudah banyak yang telah mengembangkan dirinya dari penulis SINOPSIS menjadi penulis SCENE PLOT hingga ke penulis SKENARIO, ya meskipun belajarnya juga dari jarak jauh. Sebagaimana yang disampaikan oleh Pak Endik saat memberi pengarahan kepada kami, menjadi penulis itu kuncinya yakni sabar, sabar dan sabar. Selain itu, ketika sinopsismu dikirim maka lupakan, karena jika berjodoh, kamu pasti akan dihubungi, sebagaimana Kamu berjodoh dengannya daripada ditunggu-tunggu namun yang ditunggu belum ada kepastian, kan bikin nyesek *eaaa 😂 Semoga info yang Saya sampaikan bermanfaat yaaa!
1 Kirimkan naskah dengan tebal 6-8 halaman kertas A4 spasi 1,5 (hindari penggunaan jenis font Comic Sans). 2. Usia untuk penulis Komik Fantasteen adalah 11-18 tahun. 3. Fantasteen tidak menerima naskah-naskah bertema Romance. 4. kirimkan naskah yang sudah diketik rapi dan di-print ke alamat redaksi Komik CAB dilengkapi dengan :
PRAKATA Ini hanya berbagi pengalaman. Tak ada ada maksud untuk menggurui, apalagi merasa yang paling hebat. Saya mulai menulis naskah skenario untuk FTV pada tahun 2004. Waktu itu saya masih mahasiswa S-1 semester 4 di Jurusan Jurnalistik UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Saya sekolah di Bandung, tetapi hampir setiap minggu ke Jakarta. Ada banyak teman-teman di Jakarta, yang sama-sama sedang berproses mencari peruntungan di dunia film. Tidak terlalu sulit bagi saya untuk bergaul dengan orang-orang baru di tempat baru. Teman-teman di Jakarta, ada yang hampur setiap hari berkeliling ikut casting di berbagai rumah produksi. Ada yang memang sudah memiliki job, tergabung dalam crew film. Pekerjaan saya berkeliling ke rumah produksi untuk menawarkan naskah skenario. Saya sebut pekerjaan, karena saya paling anti disebut mencari kerja apalagi dikatakan pengangguran. Untuk tempat tinggal saat itu, bukan persoalan juga. Siapa saja yang sedang dapat job, berarti dia yang bayar kontrakan. Malah harus berbagi rezeki kepada teman-teman yang belum mendapat job. Itu hal biasa yang cukup santai. Andai semua teman-teman saya belum dapat job, reputasi saya tetap terjaga di mata ibu warteg. Saya masih dipercaya untuk kasbon. ============================================== Kembali ke masalah Skenario. Bagi yang belum pernah menulis skenario, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan Regulasi Ini sangat penting, meskipun kita tidak perlu terlalu kaku. Dalam UU No. 33 Tahun 2009 Tentang Perfilman, hanya ada 6 poin konten terlarang. Buka Pasal 6, lihat 6 hal terlarang tersebut. Namun santai saja, karena dalam penyensoran film pun tetap saja LSF harus menyensor film dengan memperhatikan sifat kontekstual film, kemajuan teknologi, dan perkembangan tata-nilai di masyarakat. Karena konteksnya membahas skenario untuk Film Televisi, maka mau tidak mau kita harus memperhatikan juga UU No. 32 Tahun 2002 beserta turunannya, P3SPS Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran yang dikeluarkan oleh KPI Komisi Penyiaran Indonesia. Dulu, waktu saya menulis skenario tahun 2004, sebenarnya KPI telah terbentuk. KPI periode pertama itu 2003-2006 yang diperpanjang sampai 2007. Tapi yang saya rasakan saat itu, peraturan yang terapkannya belum terlalu ketat. Misalnya untuk adegan merokok, saya masih dapat menulisnya dalam beberapa scene. Ketika filmyan sudah jadi, adegan merokok masih tetap ada. Dan memang sangat sulit untuk menghindari adegan merokok. Ini masalah konteks cerita, bukan masalah saya suka merokok. Sebagai contoh, sutradara film Jendral Soedirman tentu tidak akan mengubah kebiasaan merokok Jendral Soedirman. Ini sejarah. Jendral Soedirman memang merokok. Lantas, apakah adegan merokok itu harus hilang? Ketika saya duduk di Lembaga Sensor Film LSF, saya santa konsen memperhatikan sifat kontekstual dari suatu film. Tidak asal ada adegan merokok, filmnya harus diklasifikasikan 17 tahun keatas atau 21 tahun keatas. Film Jendral Soedirman ratingnya 13 tahun keatas, meski ada adegan merokok. Ada ruang dialog di LSF. Kalau kita merasa film yang kita buat ketinggian klasifikasi usia penontonnya, itu dapat didiskusikan. Silahkan berargumen dan menjelaskan konteks adegan yang menjadi permasalahan. Jadi, tetap berkaryalah dengan santai. Prinsip dasarnya, sesuai UUD 1945 atau juga Deklarasi Universal HAM bebas berekspresi tanpa mengganggu kebebasan orang lain. ================================ KETIKA NASKAH SKENARIO sudah berada di tangan Sutradara, penulis tidak perlu lagi merecokinya kecuali sutradara yang meminta. Sutradara dapat menambah atau mengurangi adegan, dialog, monolog pada sekenario yang kita buat. Percayakan saja, sutradara lebih paham dalam hal itu. Naskah-naskah saya pun selalu saja ada yang diubah oleh sutradara. Bukan hanya masalah adegan, melainkan properti pun bisa saja diubah. Itu hal yang biasa juga. Saya suka ikut-ikutan terjun ke lapangan, karena saya ingin belajar saja, bukan mau merecoki sutradara. Sebagai orang yang senang bergaul, saya senang saja berada di lokasi syuting, memperhatikan para pemain yang mengucapkan untaian kata demi kata yang saya tulis. Sutradara yang menggarap naskah skenario saya hampir semuanya berteman baik. Kadang mereka mengajak saya untuk memerankan tokoh dalam garapannya. Bahkan ketika tidak sedang menggarap naskah saya pun, kalau kebetulan saya dibutuhkan, mereka mengontak saya mengajak main. CONTOH SKENARIO FTV di bawah ini sudah digarap oleh rumah produksi, dan sudah ditayangkan di televisi swasta. Maka, sekali lagi, ini hanya sebagai bahan pembelajaran, untuk membandingkan suatu naskah dengan filmnya yang sudah jadi. Tidak boleh digarap lagi. Saya memberikan contoh naskah beserta filmnya yang sudah jadi, karena saya tahu ada tipe penulis yang hanya membutuhkan contoh, untuk kemudian dapat membuat jauh lebih bagus dari contoh yang dilihatnya. Siapapun, jika ada yang bercita-cita menjadi penulis skenario, sutradara, aktor atau apapun di dunia perfilman, saya menmendoakan dengan setulus hati semoga sukses dan meraih rezeki yang berlimpah nan berkah... aamiin ================================== Ini contoh-contoh naskah skenario yang pernah saya tulis dan sudah digarap
cntfeX6. jqa5oh4ghl.pages.dev/120jqa5oh4ghl.pages.dev/154jqa5oh4ghl.pages.dev/321jqa5oh4ghl.pages.dev/97jqa5oh4ghl.pages.dev/162jqa5oh4ghl.pages.dev/137jqa5oh4ghl.pages.dev/357jqa5oh4ghl.pages.dev/135jqa5oh4ghl.pages.dev/52
cara mengirim naskah ftv ke sctv